Saturday, October 6, 2007

Berbagi bagai dan menonton di hari ke tiga….

Gerakan kamera (shoot)

Setelah tahun 1970-an, ada yang namanya pergerakan kamera. Namun hanya untuk film komersil. Awalnya tipe shot hanya ada dua, full shoot dan medium shoot. Kalau kita lihat film film di tahun 40-an seperti chaplin itu hanya mengacu pada dua itu, karena masih mengacu dari komedian panggung dengan patokan sudut pandang manusia. Kemudian berkembang, muncul close up, perkembang dari itu ketika orang menemukan istilah ekstrim close up. Empat inilah yang paling standar. Kemudian orang mulai menemukan medium close up (mcu). Setiap jenis shoot punya fungsi masing. Disesuaikan dengan apa yang mau ditekankan. Perkembangan jenis shoot sesuai dengan perkembangan teknologi. ada pula long shoot dan ekstra long shot.

Setiap jenis shoot pasti ada tujuannya dan maknanya. Shoot membantu menyederhanakan apa yang akan ditampilkan dalam bentuk visual. Menampilkan kedekatan hubungan penonton dengan gambarnya (penonton diletakkan sebagai apa dan siapa dalam film). Fungsi-fungsi ini kemudian diejawantahkan dalam rentetean gambar. Paling sederhana jika kita menonton sinetron, hanya ada tiga macam shoot didalamnya (full shot, medium shot, dan close up) alasanannya biar cepat dan murah. Tetapi ketika kita menonton film layar lebar, ada establish shoot, untuk menerangkan konteks tempat. Formasi dari tempat kemudian objek (orang) atau sebaliknya. Film film hollywood banyak dimulai dari establish shot, menunjukkan konteks film dan tujuan memberikan establish shot dimana atau adegan apa yang akan berlangsung. Lain hal dengan sinetron karena semakin banyak shoot maka akan semakin banyak ongkos produksinya.

Media menonton..
Ketika membuat film harus memiliki tujuan akan diputar dimana dan dengan media apa untuk menontonnya, karena media layar berbeda dengan televisi. Misal dalam film kolosal chaki mao tapi jika menonton dengan media televisi 14inch tidak akan dimengerti bagaimana detail filmnya. Kadang televisi menghindari full shoot apalagi extrem full shoot karena objeknya tidak mungkin terlihat. Berbeda dengan film film lock stock and smoking barrel, banyak menggunakan medium shoot, full shoot dan tidak ada long shoot. Apa yang mau diceritakan dari kesemua jenis ini? Establihs shoot banyak di gunakan dalam film Amerika karena secara visual ingin menceritakan keindahan.

Sekarang hampir semua film dengan kamera gerak. Pergerakan kamera itu apa sih? Ada dua : pergerakan kamera dan pergerakan lensa. Kamera pertama muncul dia hanya representasi dari mata, karena manusia belum bisa membuat kamera atau lensa yang menyerupai manusia. Lensa mata manusia bukan dari gelas tapi dari fluid, dia bisa melebar dan mengecil sesuai dengan kebutuhan. Ada usha untuk menemukan kamera dengan fluid, karena keterbatasannya acuan karena tetap bagaimana manusia melihat.
Gerakan kamera ada dua, pergerakan kamera pada sumbunya dan sumbu kamera yang bergerak. Berbicara 3 dimensi maka ada x, Pergerakan kamera pada sumbu x disebut panning, pada sumbu y itu tileting, lalu pada sumbu z dutch (yang sering pake acara dangdut dan mtv). Kenapa fungsi ketiga masih dipakai? karena setiap gerakan kamera melakukan fungsinya untuk tujuan tujuan tertentu.

Kemudian angle atau sudut pandang sebuah kamera. Angle hanya eye level, bagaimana orang memandang. Eye level menentukan penonton menjadi siapa dari sebuah film. kemudia lahir high angle atau birds eye (dari sudut pandang burung diatas). Setelah Citizen King ada low angle atau frog eye (ketika melihat keatas). Gambar yang dihasilkan dari masing2 ini menghasilkan sensasi yang berbeda. Pembuat film dapat menggunakan high angle untuk menggambarkan depresi atau low angle untuk menunjukkan arogansi.

Lets talk film; about a boy,
Menoton scee scene yang akan dibahas kemudian peserta diajak untuk mengingat [setelah menonton] pergerakan kamera yang ada dalam film ini di adegan dinner di scene 15, fokus di dua orang tetapi semua latar belakang blur, meskipun orang masih bisa melihat kalau situasi disana cukup banyak orang, shoot ini banyak digunakan ketika dua orang keluar bejalan beringan, dari full shoot ke medium shoot atau sekedar mau menunjukkan bahwa mereka akan pergi kemana, sekalipun konteksnya jelas hanya dari satu shoot. Seperti pada beberapa adegan yang kemudian posisi kamera dapat menetralkan kedua objek dalam film ini.
Dalam film pop ini juga menyuguhkan konflik yang alurnya; dipercepat, melambat dan berjarak. tapi bagaimana membuat frame dari frame melalui obyek ini. Kemudian peserta diajak untuk menangkap frame per frame dan bagaimana itu disusun.

Billy elliot.
Pernahkah trebayang seluruh isi film ini tentang nilai chauvinis laki laki, belajar balet dan sang bapak bisa menerima pada akhirnya?. Film ini memang bermain main dengan visualnya. Misal di scene 15, adegan full shoot dua orang bocah dan orang tua di tengah ruangan yang cukup besar. Tertolong karena masih eye level. Dalam adegan saat Billy audisi yang berbicara bukan dewan juri tetapi dalam posisi kamera seperti ini maka yang berbicara adalah penonton. Dengan penempatan yang total diterima atau tidak ada pada penonton. Disitu posisi sutradara memberi kuasa ke penonton untuk membawa penonton dalam film. Ini merupakan key moment dalam film ini. Ketika gerakan kamera pada dewan juri kemudian beralih ke pesakitan maka yang diambil mediun shoot. Investasinya sudah dibangun dengan baik. Kemudian masalah intrepretasi adalah terserah penonton karena sutradara hanya memberi persuasi kepada penonton dan hal tersebut berupa pilihan.

All about Mother
Scene 5. adegan orang tergeletak. Poin of view dari anak untuk ibu. Adegan ini sudah dari awal membuat penonton melihat dari sisi anak. Bahkan ketika si anak akan pergi dan karena tabrakan kemudian yang ditampilkan dari sudut pandang anaknya.

Setelah membahas gerakan kamera dari film about a boy,Billy Elliot dan All about Mother. Kembali menonton dalam diam dan setelahnya peserta diajak menulis review secara singkat film tersebut, kemudian peserta saling mereview tulisan teman teman satu sama lain. Sebelum

Cukup dengan scene analysis yang dibuat masing masing peserta dan dibahas bersama hari ini, besok kita akan mulai dengan film analysis Dalam Diam.

Dalam Diam lagi sebagai pengantar pulang, untuk membuat film analysis dengan membagi peserta menjadi 3 kelompok. Seperti revisi scene analysis peserta hari ini, besok tugas kelompok ini akan di koreksi oleh kelompok yang berbeda....

Hanung-Sial-Dalam Diam….

Hari ke empat, selesai dengan scene analysis kemarin, hari ini membahas assighment kelompok tentang film analysis. Tujuan film analisys: menilai keberhasilan film maker menyampaikan intensinya. Dengan metode: memeriksa cara gambar yang dibuat dan disusun. Pertama kali yang harus ditemukan adalah intensi film maker dengan memakai logika sederhana, jika ingin mencapai sesuatu maka akan memiliki cara yang khas dan cara tertentu hanya akan mencapai tujuan tertentu. Kalau filmaker membuat film tidak menggunakan suara maka penonton akan fokus pada gambarnya. Namun jika ada suara maka orang akan cenderung melupakan gambarnya. Hal ini digunakan untuk menyampaikan tujuan tujuan tertentu.

Dalam Diam, film ini memiliki karakter suara yang minim. Hanya terdapat di beberapa scene saja. Dengan menonton kita akan dapat melihat pesan apa yang akan disampaikan dan dibuat atas tujuan apa oleh filmmakernya. Misal jika kita menonton Dancer in the dark, film ini tidak untuk menghibur, namun lebih memiliki tujuan mengingatkan dan tetap realistis, Dancer in the dark memiliki Intensi yang cukup jelas. Disini ruang memberikan penilaian obyektif juga memungkinkan penonton bersikap antipati ketika menonton.

Beralih, kemudian mulai pembahasan film analysis; Alex dan Arif..
kelompok windu, corry dan ika
Pengamatan yang dibuat belum fokus dalam melihat; film ini apa?, membuat film analysis dengan metode apa?, dan belum menerjemahkan film ini akan berbicara apa detailnya?. jika selalu kembali ke bahasa visual, harus lebih hati hati, karena forum ini tidak hanya membahas bahasa simbolnya tapi judgment.
Ketika film Dalam Diam, menyampaikan tentang perselingkuhan, namun dalam tulisan ini tidak mencari simbol apa yang dimaksud. Jika mengamati gambar, lingkaran dalam film ini dimulai dengan make up, dilakukan dengan make up kemudian diselesaikan lagi dengan make up.

kelompok sigit, monik dan widya
lebih memiliki pengamatan dari visualnya, bahwa film ini tentang apa? Serta dengan gerakan gerakan kamera yang diambil dalam film ini. Dalam Diam adalah sebuah film perselingkuhan yang dilihat dari mata orang ketiga, ini adalah basic faktanya. Statement pertama dari film ini adalah film yang dilihat dari orang ketiga. Ini data yang tidak bisa dipertanyakan. Dengan tata cahaya yang sama, tone cahaya tidak berubah dari awal sampai akhir.

Jika melihat Dalam Diam dengan memakai metode yang sama ketika menonton sinetron. Maka akan terlihat inkonsistensi. Ketika sudah merasakannya namun tidak tahu kenapa. Dari sini kenapa kritikus film perlu bersahabat dengan film maker, untuk tahu apa yang sebenarnya akan dibuat dan akan memiliki nilai fungsi apa bagi film maker sendiri. Sehingga tidak memberi kontribusi yang tidak berguna untuk penonton.

Selesai Dalam Diam, sesi dua hari ini dengan menonton film Sial [Ipung] dan Hanung Ing Larung [Herry Sas].. berlanjut obrolan dengan ipung dan Herry Sas tentang film masing masing..

Sial [Ipung]
Sekalipun dibuat dengan tema cerita yang sangat umum dan merupakan proyek pribadi, namun memvisualisasikannya dengan cara yang berbeda; dengan sign sign lalulintas yang sudah ada.

Hanung ing Larung [Herry Sas]
Banyaknya kasus anak bunuh diri akibat dari kekerasan dalam rumah tangga, menjadi ide membuat film ini. Peserta lebih memilih membahas tentang tekhnis dalam film ini; lighting, banyak menggunakan efek warna orange [subuh atau sore] dan siluet dengan established shoot untuk menjelaskan suasana atau menjembatani scene. Serta scene percakapan percakapan dengan banyak menggunakan medium close up.

Setelahnya, sembari break peserta membuat opening cerita pendek[estblish scene]dalam satu paragraf saja, kemudian akan ditukar dan saling membacakan serta mengomentari. masing masing peserta mempresentasikan dan menjelaskan opening cerpen yang dibuat dengan bahasa visual [kamera].

!!!!..besok hari ke-lima.
The homework; besok membuat tulisan dengan data tekhnis [film Sial dan Hanung]; angle kamera, lighting, untuk tujuan apa diambil seperti itu, dan bagaimana treatmentnya.