Saturday, October 6, 2007

Hanung-Sial-Dalam Diam….

Hari ke empat, selesai dengan scene analysis kemarin, hari ini membahas assighment kelompok tentang film analysis. Tujuan film analisys: menilai keberhasilan film maker menyampaikan intensinya. Dengan metode: memeriksa cara gambar yang dibuat dan disusun. Pertama kali yang harus ditemukan adalah intensi film maker dengan memakai logika sederhana, jika ingin mencapai sesuatu maka akan memiliki cara yang khas dan cara tertentu hanya akan mencapai tujuan tertentu. Kalau filmaker membuat film tidak menggunakan suara maka penonton akan fokus pada gambarnya. Namun jika ada suara maka orang akan cenderung melupakan gambarnya. Hal ini digunakan untuk menyampaikan tujuan tujuan tertentu.

Dalam Diam, film ini memiliki karakter suara yang minim. Hanya terdapat di beberapa scene saja. Dengan menonton kita akan dapat melihat pesan apa yang akan disampaikan dan dibuat atas tujuan apa oleh filmmakernya. Misal jika kita menonton Dancer in the dark, film ini tidak untuk menghibur, namun lebih memiliki tujuan mengingatkan dan tetap realistis, Dancer in the dark memiliki Intensi yang cukup jelas. Disini ruang memberikan penilaian obyektif juga memungkinkan penonton bersikap antipati ketika menonton.

Beralih, kemudian mulai pembahasan film analysis; Alex dan Arif..
kelompok windu, corry dan ika
Pengamatan yang dibuat belum fokus dalam melihat; film ini apa?, membuat film analysis dengan metode apa?, dan belum menerjemahkan film ini akan berbicara apa detailnya?. jika selalu kembali ke bahasa visual, harus lebih hati hati, karena forum ini tidak hanya membahas bahasa simbolnya tapi judgment.
Ketika film Dalam Diam, menyampaikan tentang perselingkuhan, namun dalam tulisan ini tidak mencari simbol apa yang dimaksud. Jika mengamati gambar, lingkaran dalam film ini dimulai dengan make up, dilakukan dengan make up kemudian diselesaikan lagi dengan make up.

kelompok sigit, monik dan widya
lebih memiliki pengamatan dari visualnya, bahwa film ini tentang apa? Serta dengan gerakan gerakan kamera yang diambil dalam film ini. Dalam Diam adalah sebuah film perselingkuhan yang dilihat dari mata orang ketiga, ini adalah basic faktanya. Statement pertama dari film ini adalah film yang dilihat dari orang ketiga. Ini data yang tidak bisa dipertanyakan. Dengan tata cahaya yang sama, tone cahaya tidak berubah dari awal sampai akhir.

Jika melihat Dalam Diam dengan memakai metode yang sama ketika menonton sinetron. Maka akan terlihat inkonsistensi. Ketika sudah merasakannya namun tidak tahu kenapa. Dari sini kenapa kritikus film perlu bersahabat dengan film maker, untuk tahu apa yang sebenarnya akan dibuat dan akan memiliki nilai fungsi apa bagi film maker sendiri. Sehingga tidak memberi kontribusi yang tidak berguna untuk penonton.

Selesai Dalam Diam, sesi dua hari ini dengan menonton film Sial [Ipung] dan Hanung Ing Larung [Herry Sas].. berlanjut obrolan dengan ipung dan Herry Sas tentang film masing masing..

Sial [Ipung]
Sekalipun dibuat dengan tema cerita yang sangat umum dan merupakan proyek pribadi, namun memvisualisasikannya dengan cara yang berbeda; dengan sign sign lalulintas yang sudah ada.

Hanung ing Larung [Herry Sas]
Banyaknya kasus anak bunuh diri akibat dari kekerasan dalam rumah tangga, menjadi ide membuat film ini. Peserta lebih memilih membahas tentang tekhnis dalam film ini; lighting, banyak menggunakan efek warna orange [subuh atau sore] dan siluet dengan established shoot untuk menjelaskan suasana atau menjembatani scene. Serta scene percakapan percakapan dengan banyak menggunakan medium close up.

Setelahnya, sembari break peserta membuat opening cerita pendek[estblish scene]dalam satu paragraf saja, kemudian akan ditukar dan saling membacakan serta mengomentari. masing masing peserta mempresentasikan dan menjelaskan opening cerpen yang dibuat dengan bahasa visual [kamera].

!!!!..besok hari ke-lima.
The homework; besok membuat tulisan dengan data tekhnis [film Sial dan Hanung]; angle kamera, lighting, untuk tujuan apa diambil seperti itu, dan bagaimana treatmentnya.

No comments: